Hasil Cek Gula Darah Sewaktu Tinggi? Gak Perlu Panik


Beberapa hari yang lalu seorang wanita separuh baya datang diantar ke IGD rumah sakit dalam keadaan tidak sadar. Beberapa jam sebelumnya beliau mengeluh lemas setelah minum obat gula. Hasil cek gula darah sewaktu pada saat pemeriksaan menunjukkan angka dibawah 50 mg/dL (hipoglikemi). Ketika ditanyakan kepada keluarganya "Apakah ibu memiliki penyakit kencing manis?" Beliau jawab, "Ya, dok. Sejak 4 hari yang lalu", "Bagaimana pola makannya?", keluarga menjawab dengan tegas, "Sejak mengetahui penyakit gula pola makannya teratur dokter", "Darimana anda tahu bahwa ibu menderita penyakit gula?", anaknya kemudian menjawab, "Kemarin habis cek di Apotek. Ternyata gulanya sekitar 200-an. Kata tetangga, ibu sakit gula jadi saya belikan obat gula" sembari menyodorkan obat-obat yang diminum. Jawaban ini cukup singkat dan jelas. Tetapi perlu dianalisa. "Apakah benar pasien ini menderita penyakit gula?"

Sebagai seorang petugas medis di garda terdepan, saya berpikir bahwa pasien ini mengalami hipoglikemia (gula darah rendah). Diantara penyebab hipoglikemia adalah overuse obat gula yang dapat timbul karena minum obat gula tanpa didampingi makanan rutin. Akibatnya cadangan gula dalam tubuh akan berkurang. Apabila cadangan tersebut menipis sementara zat aktif obat masih bekerja dalam tubuh, maka cadangan yang sedikit itu akan terkuras. Otak akan mengalami gangguan metabolisme sehingga pasien mengalami penurunan kesadaran.

Berdasarkan pengalaman saya, beberapa pasien berani mendiagnosis dirinya sendiri. Hanya bermodal cek gula darah di apotek, pasien bisa mengatakan dirinya terkena penyakit gula meskipun tidak ada tanda-tanda penyakit gula sebelumnya. Sugesti "menderita penyakit gula" tampaknya benar-benar membuat seseorang panik dan lebih memilih untuk mengobati sendiri ketimbang memeriksakan diri ke dokter.

Dunia kedokteran mengenal penyakit gula dengan istilah Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu keadaan dimana terjadi peningkatan gula darah yang disebabkan karena defek sekresi insulin atau resistensi insulin. Diabetes melitus didiagnosis berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. Adanya keluhan khas disertai hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) > 200 mg/dL atau kadar gula puasa > 126 mg/dL sudah cukup untuk menegakkan DM. Jadi diagnosis ini tidak sembarang bisa ditegakkan.

Anda yang pernah mengalami kadar glukosa darah yang tinggi jangan terburu-buru tersugesti bahwa anda mengalami penyakit gula. Bisa jadi kadar gula darah tinggi dikarenakan anda baru saja mengkonsumsi makanan, hal ini wajar. Dunia kedokteran mengenal istilah "Hiperglikemia Reaktif" atau lebih populer disebut sebagai "Toleransi Glukosa Terganggu". Pada tahap ini, kadar gula darah dapat kembali ke angka normal tanpa konsumsi obat.

Jadi STOP, jangan terburu-buru membeli obat gula atau meminumnya sebelum berkonsultasi dengan orang yang tepat. Sepanjang anda tidak memiliki keluhan khas maka jangan mensugesti diri anda "menderita sakit gula". Tes konfirmasi gula darah puasa (puasa 12 jam sebelum pemeriksaan) bisa dilakukan sebagai alternatif, jika hasilnya normal alhamdulillah namun jika hasilnya tetap tinggi ada baiknya berkonsultasi dengan dokter. (nfh)

Related

Tips 6756496702487957166

Posting Komentar

emo-but-icon

item