Suplementasi DHA dan EPA Meningkatkan Volume Otak


Asam lemak omega-3 merupakan penyusun utama dari jaringan otak. Docosahexaenoic acid (DHA) dan eicosapentaenoic acid (EPA) merupakan asam lemak omega-3 yang dapat disintesa dari asam alfa linoleat atau didapatkan langsung dari ASI maupun minyak ikan. DHA merupakan asam lemak omega-3 yang paling banyak terdapat pada otak dan retina, dimana sekitar 40% sebagai penyusun asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid/PUFA) pada otak dan 60% sebagai penyusun PUFA di retina.

EPA merupakan asam lemak omega-3 yang bertugas untuk mengurangi inflamasi/peradangan pada tingkat selular. EPA juga dianggap memiliki potensi yang menguntungkan untuk perawatan kondisi mental seperti depresi dan schizoprenia.Data yang didapatkan dari Framingham menunjukkan indikasi bahwa defisiensi asam lemak omega-3 dapat menyebabkan defisit pada fungsi kognitif. Ukuran otak dan hipokampus total (berfungsi dalam penggabungan informasi dari ingatan jangka pendek menjadi ingatan jangka panjang, serta untuk navigasi spasial) ternyata dipengaruhi oleh jumlah DHA dan EPA. Hasil tersebut didapatkan setelah dilakukan studi terhadap 1000 wanita post menopause.

Studi yang dilakukan oleh James Pottala, PhD dan kolega dari University of South Dakota, Sioux Falls, telah dipublikasikan secara online pada jurnal Neurology tanggal 22 Januari lalu. Studi tersebut:

Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara jumlah asam lemak omega-3 dalam tubuh dengan ukuran otak.

Metode : peneliti menggunakan indeks omega-3 sel darah merah, dimana indeks ini merupakan persentase asam lemak omega-3, yaitu EPA dan DHA, dari total asam lemak pada membran sel darah merah. Sel darah merah yang mengandung EPA & DHA dan juga ukuran otak diukur dengan MRI, pada 1.111 wanita postmenopause dari Women's Health Iniative Memory Study Magentic Resonance Imaging (WHIMS-MRI).

Parameter utama : volume total otak dan regio anatomisnya.

Hasil : Wanita yang berada pada kuartil terendah indeks omega-3 ternyata memiliki ukuran otak secara keseluruhan (terutama area hipokampus) lebih kecil secara signifikan dibandingkan wanita yang berada pada kuartil tertinggi. Perbedaan volume hipokampus antara kuartil terendah dan tertinggi dari kadar omega-3 ternyata sekitar 2,5%. Sebagai perbandingan, studi lain menunjukkan bahwa pasien dengan penyakit Alzheimer berat memiliki volume hipokampus sekitar 40% lebih kecil dibandingkan orang yang mengalami demensia. Wanita dengan kuartil terendah omega-3 memiliki indeks sebesar 3,4% jika dibandingkan dengan 7% pada orang yang berada pada kuartil tertinggi. Apabila terjadi 1 deviasi standar (SD/standard deviation) yang lebih besar pada indeks omega-3 (DHA dan EPA) maka dikaitkan dengan volume otak yang lebih besar yaitu 2,1 cm3 (p=0,048).

Dari studi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa: semakin tinggi indeks omega-3 maka dikaitkan dengan volume otak total dan hipokampus yang lebih besar pada wanita post menopause yang diukur 8 tahun setelahnya. Pada penuaan yang normal, maka akan terjadi atropi otak secara keseluruhan, namun jika indeks omega-3 rendah maka akan meningkatkan risiko terjadinya atropi hipokampus. (PMP)

Referensi :
1. Sears B. What are the real differences between EPA and DHA? (Internet) 2012 (cited 2014 January 26).
2. Hughes S. Omega-3 fatty acids linked to brain volume. (Internet) 2014 (cited 2014 January 26).
3. Pottala JV, Yaffe K, Robinson JG, Espeland MA, Wallace R, Harris WS.Higher RBC EPA + DHA corresponds with larger total brain and hippocampal volumes. Neurology : (10)1212

Disalin dari www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/15928/Suplementasi-DHA-dan-EPA-Meningkatkan-Volume-Otak.aspx

Related

Suplemen 523281893866318691

Posting Komentar

emo-but-icon

item