Cinta Dunia Termasuk Dosa Besar dan Sebab Matinya Hati
https://fiinur.blogspot.com/2014/02/cinta-dunia-termasuk-dosa-besar.html
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)" (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.)
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, "Tidaklah aku merasa heran terhadap sesuatu seperti keherananku atas orang yang tidak menganggap cinta dunia sebagai bagian dari dosa besar. Demi Allah! Sungguh, mencintainya benar-benar termasuk dosa yang terbesar. Dan tidaklah dosa-dosa menjadi bercabang cabang melainkan karena cinta dunia. Bukankah sebab disembahnya patung-patung serta dimaksiatinya Ar-Rahman tak lain karena cinta dunia dan lebih mengutamakannya?" (Mawa'izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 138)
Imam Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, "Siapa yang dunianya lebih dicintai dan disenangi lenyaplah ketakutan akan akhirat dari dirinya. Siapa yang menginginkan ilmu, namun semakin bertambah rakusnya kepada dunia. Maka tidak akan bertambah melainkan kemurkaan dan semakin jauh dari Allah" (Raudhatul 'Uqala, hal. 35)
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata, "Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati hati manusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan itu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya." Beliau rahimahullahu berkata pula, "Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia." (Mawa'izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
Jika mengatakan "aku tidak bisa mengatur waktu" maka Basyr bin Al Harits bin Al Hafy rahimahullah berkata, "Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup membuat hati ini mati karena melihat mereka." (Shifatush Shofwah, 2/333)
"Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)" (HR Ibnu Majah (no. 4105), Ahmad (5/183), ad-Daarimi (no. 229), Ibnu Hibban (no. 680) dan lain-lain dengan sanad yang shahih, dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, al-Bushiri dan syaikh al-Albani.)
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, "Tidaklah aku merasa heran terhadap sesuatu seperti keherananku atas orang yang tidak menganggap cinta dunia sebagai bagian dari dosa besar. Demi Allah! Sungguh, mencintainya benar-benar termasuk dosa yang terbesar. Dan tidaklah dosa-dosa menjadi bercabang cabang melainkan karena cinta dunia. Bukankah sebab disembahnya patung-patung serta dimaksiatinya Ar-Rahman tak lain karena cinta dunia dan lebih mengutamakannya?" (Mawa'izh Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 138)
Imam Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, "Siapa yang dunianya lebih dicintai dan disenangi lenyaplah ketakutan akan akhirat dari dirinya. Siapa yang menginginkan ilmu, namun semakin bertambah rakusnya kepada dunia. Maka tidak akan bertambah melainkan kemurkaan dan semakin jauh dari Allah" (Raudhatul 'Uqala, hal. 35)
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri rahimahullahu berkata, "Telah sampai kepadaku bahwasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu hati hati manusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan itu dapat engkau ketahui apabila engkau memenuhi sebuah kantong kulit dengan sesuatu hingga penuh, kemudian engkau bermaksud memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati tempat untuknya." Beliau rahimahullahu berkata pula, "Sungguh aku benar-benar dapat mengenali kecintaan seseorang terhadap dunia dari (cara) penghormatannya kepada ahli dunia." (Mawa'izh Al-Imam Sufyan Ats-Tsauri, hal. 120)
Jika mengatakan "aku tidak bisa mengatur waktu" maka Basyr bin Al Harits bin Al Hafy rahimahullah berkata, "Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup membuat hati ini mati karena melihat mereka." (Shifatush Shofwah, 2/333)