Wasiat Emas Imam Syafi'i Kepada Sahabatnya (Yunus Ibn Abdil A'la)
https://fiinur.blogspot.com/2014/01/wasiat-emas-imam-syafii-kepada.html
Yunus Ibn Abdil A'la rahimahullah berkata, telah berkata kepadaku Al Imam Asy Syafi'i rahimahullah,
Wahai Yunus jika sampai kepadamu suatu kabar tentang sahabatmu yang engkau tidak sukai, maka janganlah tergesa untuk memusuhinya, memutuskan loyalitas (kecintaan) kepadanya, sehingga engkau akan tergolong yang menghilangkan "yakin" dengan "keraguan" akan tetapi datangilah dia dan katakan kepadanya "telah sampai kepadaku berita tentangmu begini dan begini" dan jangan menyebutkan nama yang memberikan kabar kepadamu,
Jika ia mengingkari kabar itu maka engkau katakan kepadanya "engkau lebih (patut) dipercaya dan dibenarkan" jangan lebih dari itu, jika ia mengakui kabar tersebut lalu engkau mendapati ada udzur buatnya maka terimalah udzurnya, jika engkau tidak mendapatkan udzur, engkau tanyakan kembali "Ada apa engkau -wahai saudaraku- apa yang engkau inginkan dengan hal itu?"
Jika dia memberikan alasan yang dengannya mendapat udzur maka terimalah udzurnya, namun jika tidak (jawabannya tidak dapat memberinya udzur). Saat itu engkau tetapkanlah kesalahan ada padanya kemudian engkau dalam pilihan, kalau engkau ingin membalasnya dengan keburukan yang sama tanpa dilebihkan maka itu boleh bagimu, dan
Jika engkau maafkan dia maka maaf itu lebih dekat kepada taqwa dan lebih menunjukkan kepada kemuliaan, Allah Ta'ala berfirman
"Dan balasan keburukan itu adalah keburukan yg semisal namun barangsiapa yg memaafkan maka pahalanya ada disisi Allah"
Jika nafsumu mendesakmu untuk membalasnya dengan keburukan (yang semisal) maka pikirkanlah kembali apa telah berlalu dari kebaikan-kebaikannya kepadamu, kembalikan kebaikannya tersebut! Dan jangan sekali engkau merugikan dia dengan sisa kebaikannya (yang lebih dari sekedar satu kesalahnnya ini) karena itu benar-benar merupakan kezholiman."
Wahai Yunus jika engkau memiliki sahabat bentangkanlah tanganmu untuknya, karena sesungguhnya membentuk persahabatan itu sulit dan melepaskannya itu mudah.
(Shofwatush-Shofwah, Al Imam Ibnul Al-Jauziy, Hal. 2/252)
Wahai Yunus jika sampai kepadamu suatu kabar tentang sahabatmu yang engkau tidak sukai, maka janganlah tergesa untuk memusuhinya, memutuskan loyalitas (kecintaan) kepadanya, sehingga engkau akan tergolong yang menghilangkan "yakin" dengan "keraguan" akan tetapi datangilah dia dan katakan kepadanya "telah sampai kepadaku berita tentangmu begini dan begini" dan jangan menyebutkan nama yang memberikan kabar kepadamu,
Jika ia mengingkari kabar itu maka engkau katakan kepadanya "engkau lebih (patut) dipercaya dan dibenarkan" jangan lebih dari itu, jika ia mengakui kabar tersebut lalu engkau mendapati ada udzur buatnya maka terimalah udzurnya, jika engkau tidak mendapatkan udzur, engkau tanyakan kembali "Ada apa engkau -wahai saudaraku- apa yang engkau inginkan dengan hal itu?"
Jika dia memberikan alasan yang dengannya mendapat udzur maka terimalah udzurnya, namun jika tidak (jawabannya tidak dapat memberinya udzur). Saat itu engkau tetapkanlah kesalahan ada padanya kemudian engkau dalam pilihan, kalau engkau ingin membalasnya dengan keburukan yang sama tanpa dilebihkan maka itu boleh bagimu, dan
Jika engkau maafkan dia maka maaf itu lebih dekat kepada taqwa dan lebih menunjukkan kepada kemuliaan, Allah Ta'ala berfirman
"Dan balasan keburukan itu adalah keburukan yg semisal namun barangsiapa yg memaafkan maka pahalanya ada disisi Allah"
Jika nafsumu mendesakmu untuk membalasnya dengan keburukan (yang semisal) maka pikirkanlah kembali apa telah berlalu dari kebaikan-kebaikannya kepadamu, kembalikan kebaikannya tersebut! Dan jangan sekali engkau merugikan dia dengan sisa kebaikannya (yang lebih dari sekedar satu kesalahnnya ini) karena itu benar-benar merupakan kezholiman."
Wahai Yunus jika engkau memiliki sahabat bentangkanlah tanganmu untuknya, karena sesungguhnya membentuk persahabatan itu sulit dan melepaskannya itu mudah.
(Shofwatush-Shofwah, Al Imam Ibnul Al-Jauziy, Hal. 2/252)
Izin copy ya akhii kariim
BalasHapusTafadhal ya akhii. Barakallahu fiikum
Hapus