Obat Tensi pada Pasien Gagal Ginjal Lebih Baik Diminum Malam Hari
https://fiinur.blogspot.com/2013/06/antihipertensi-pada-gagal-ginjal-kronik.html
Hipertensi nokturnal lebih umum terjadi pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK), hal ini tentu saja akan berkaitan dengan pengaturan waktu pemberian obat anti-hipertensi yang tepat pada pasien GGK. Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa pemberian obat anti-hipertensi di malam hari pada penderita GGK lebih baik dibanding jika diberikan di pagi hari.
Studi ini dipublikasikan oleh Ramon et al (2011) dalam Journal of the American Society of Nephrology. Penelitian ini mencakup 661 pasien GGK yang secara acak diberikan obat anti-hipertensi pada pagi hari dan diberikan satu jenis obat di malam hari. Tekanan darah diukur 48 jam setelah pemberian obat, dan diukur paling tidak 1x dalam setahun dan atau 3 bulan setelah dilakukan penyesuaian pada perawatan.
Selama 5,4 tahun, pasien yang diberikan paling tidak 1 jenis obat anti-hipertensi pada malam hari memiliki risiko kardiovaskuler (infark miokard, angina pektoris, revaskularisasi, gagal jantung, penyumbatan arteri tungkai bawah, dan stroke) yang lebih rendah dibanding dengan kelompok yang meminum obat anti-hipertensi di pagi hari (hazard ratio 0,31; 95% CI, 0,21- 0,46, P < 0,001). Penurunan risiko ini kurang lebih sama pada parameter kardiovaskuler gabungan yang hanya mencakup kematian kardiovaskuler, infark miokard, dan stroke (hazard ratio 0,28; 95% CI, 0,13 – 0,61; P < 0,001).
Pasien yang diberikan obat anti-hipertensi malam hari juga memiliki tekanan darah pada saat tidur yang lebih terkontrol dibandingkan dengan pasien yang diberikan obat anti-hipertensi di pagi hari. Ramon et al (2011) memperkirakan setidaknya terdapat penurunan risiko kardiovaskuler sebesar 14% untuk setiap penurunan 5 mmHg tekanan darah sistolik saat tidur (P < 0,001). Menurutnya, pemberian obat anti-hipertensi di malam hari merupakan cara yang paling efektif dalam mencapai tujuan terapi dan mempertahankan pola tekanan darah dipping 24 jam yang normal.
Mekanisme ini mungkin terkait dengan ekskresi albumin dalam urin, di mana secara signifikan berkurang di malam hari. Sebagai tambahan, pengurangan ekskresi ini tidak terkait dengan perubahan tekanan darah sepanjang waktu 24 jam, tetapi terkait dengan penurunan tekanan darah saat tidur.
Referensi :
Ramón C, Diana E, Artemio and José RF. Bedtime Dosing of Antihypertensive Medications Reduces Cardiovascular Risk in CKD. JASN December 1, 2011 vol. 22 no. 12 2313-2321
sudah beberapa hari saya mencari berita seperti ini, dan akhirnya.. akhirnya ketemu!! terimakasih nih ya? postingannya sangat berharga bagi saya, thanks gan!
BalasHapus