Kebisingan Meningkatkan Risiko Hipertensi


Bising didefinisikan sebagai suara atau bunyi yang tidak diinginkan yang mungkin mempunyai efek merugikan bagi kesehatan individu dan populasi. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki, sehingga menganggu dan atau membahayakan kesehatan. Di lingkungan kerja, kebisingan merupakan masalah kesehatan kerja yang selalu timbul pada industri besar. Kebisingan dapat mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi dan perilaku. Efek negatif kebisingan terhadap fungsi fisiologis manusia berupa gangguan pendengaran frekuensi rendah, gangguan hormonal, supresi sistem imun, infark, resistensi insulin, dan menurunnya daya ingat, sedangkan efek negatif kebisingan terhadap fungsi psikologis dapat berupa kecemasan dan kegelisahan. Beberapa tidak menyangka bahwa kebisingan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.

Kebisingan : Stressor Fisikpsikobiologik yang Memanipulasi Aktivitas HPA

Sensasi kebisingan ditangkap oleh sensor indra pendengaran dan hipokampus. Sistem ascenden batang otak, organ circumventricular, dan Hypothalamic Basal Forebrain (HBF) di Paraventriculer Nucleus (PVN) akan mengalami hipereaktivitas jika hipokampus merespon kebisingan tersebut sebagai suatu gangguan. Keadaan ini menyebabkan ambilan dopamin di neuron pre-sinap sehingga terjadi polarisasi sistem ascenden batang otak.

Dalam riset eksperimentalnya, Monsefi dkk. (2006) melaporkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan pada luas dan volume korteks adrenal tikus putih akibat paparan bising dengan intensitas 100 dB selama 8 jam dalam 30 hari, hal ini menunjukkan bahwa kebisingan adalah salah satu stresor fisikpsikobiologik yang dapat memanipulasi aktivitas HPA, yang berperan mengatur sistem otonom termasuk tekanan darah.

Respon terhadap Kebisingan

Hubungan antara kebisingan dengan peningkatan tekanan darah sangat dipengaruhi oleh intensitas, frekuensi, dan lamanya seseorang berada di tempat atau di dekat bunyi tersebut, baik dari hari ke hari ataupun seumur hidupnya. Kebisingan dapat direspon oleh otak yang merasakan pengalaman ini sebagai ancaman atau stres, yang kemudian berhubungan dengan pengeluaran hormon stres seperti epinefrin (hormon katekolamin yang disekresi oleh medula adrenal) dan neurotransmiter yang dilepas oleh neuron-neuron aktif di sisten susunan saraf pusat, norepinefrin dan kortisol (glukokortikoid alami yang disintesis oleh zona fasikulata korteks adrenal).

Neurotransmiter dan hormon-hormon ini mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak, sistem saraf pusat yang akan bermanifestasi sebagai stres. Keadaan ini akan mempengaruhi sistem saraf yang kemudian berpengaruh pada denyutan jantung, yang mengakibatkan perubahan tekanan darah.

Beberapa Penelitian yang Menunjang

Dalam studi cross sectional yang dilakukan Morrell dkk. (2002) di Sidney, sebanyak 1230 anak yang bersekolah di radius 20 km dari Bandara Sydney (tingkat kebisingan rata-rata 95 db) mengalami kenaikan tekanan darah rata-rata sebesar ± 2 mmHg bila dibandingkan dengan anak-anak yang bersekolah di lingkungan tenang (tingkat kebisingan rata-rata 56 db).

Di sisi lain, Rosidah melaporkan telah terjadi kenaikan tekanan darah sistolik-diastolik pada pekerja PT. Kereta Api Indonesia. Beliau melaporkan bahwa peningkatan tekanan darah sebelum kerja rata-rata dalam batas normal, namun sesudah kerja di catat adanya kenaikan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Keadaan ini diduga kuat bukan disebabkan oleh beban pekerja (ringan), tetapi lebih banyak dipengaruhi oleh faktor tingginya tingkat intensitas kebisingan dan lama kerja di dalam kabin.

Referensi :
(1) Seidman M.D., Standring R.T. 2010. Noise and Quality of Life. Int. J. Environ. Res. Public Health. 7: 3730-3738.
(2) Dana R., Ziegler, Herman J.P. 2002. Neurocircuitry of Stress Integration: Anatomical Pathways Regulating the Hypothalamo-Pituitary-Adrenocortical Axis of the Rat. Integ. and comp.biol. 42: 541-551.
(3) Monsefi M., Bahoddini A., Nazemi S., Dehghani G.A. 2006. Effects of Noise Exposure on the Volume of Adrenal Gland and Serum Levels of Cortisol in Rat. Iran J Med Sci March. 31(1): 5-9.
(4) Rosidah. 2003. Studi Kejadian Hipertensi Akibat Bising pada Wanita yang Tinggal di Sekitar Lintasan Kereta Api di Kota Semarang. Universitas Diponegoro Semarang. Tesis.

Related

Berita 8059204164738869521

Posting Komentar

emo-but-icon

item